Pengantar Ilmu Jurnalistik: Konsep Media

1. NAMA MEDIA: Pikiran Rakyat
BENTUK MEDIA CETAK: Koran
TARGET PEMBACA: Kalangan muda sampai dewasa
PEMIMPIN UMUM: H. Syafik Umar
PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB NEWSROOM: H. Firman Rachmat
DEWAN REDAKSI: H. Syafik Umar (Ketua Dewan Redaksi), Sion Surantha Brahmana, H. Perdana Alamsyah, H. Januar P. Ruswita, H. Budhiana Kartawijaya, Rahim Asyik Fajar Awanto, Erwin Kustiman;
WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: Erwin Kustiman
REDAKTUR PELAKSANA: Asep Sandhy Kurniawan, Deni Yudiawan, H. Enton Supriatna
REDAKTUR: Ahmad Nada Kusnendar, H. Dedy Suhaeri, Dendi Sundayana, Deni Hamdani, Hj. Ella Yuniaperdani; Harry Surjana, H. Hazmirullah, Ida Farida, Imam Jahrudin Priyanto, Hj. Malia Mildawani, Samuel Lantu, Satrya Graha, Hj. Yeni Endah Pertiwi
KEPALA BIRO REDAKSI JAKARTA: H. Satrio Widianto
KEPALA PUSAT DATA & BAHASA: Dikdo Maruto
KEPALA SEKRETARIAT REDAKSI: Deni Supriatna.
KOMISARIS UTAMA: Sion Surantha Brahmana
KOMISARIS: Haris Darmawan, H. Erick Parikesit
DIREKTUR UTAMA: H. Perdana Alamsyah
DIREKTUR BISNIS: H. Januar P. Ruswita
DIREKTUR OPERASIONAL: H. Kartono Sarkim
SEKRETARIS PERUSAHAAN: H. Budhiana Kartawijaya
IKLAN: Ricky Primansyah
SIRKULASI: Dedi Sujadi
MARKETING COMMUNICATIONS: Herman Yamashita
KEUANGAN: H. Erick Rizki Koncara
AKUNTANSI: Endra Herdiansyah
PRODUKSI: H. Sambas Hermana
GENERAL AFFAIRS: H. N. Sudjana
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT: Triastuti Andayani
SISTEM INFORMASI MANAGEMENT: Saptagraha Yudasakti
KEPALA PERWAKILAN JAKARTA: Satrio Widianto.
ANGGOTA STAF REDAKSI: Asisten Redaktur: Andri Gurnita, Anwar Effendi, Eri Mulyani, Ferry Indra Permana, Irfan Suryadireja, Ivan Wargadikusumah, Kodar Solihat, H.M. Gelora Sapta, Kismi Dwi Astuti, Moh. Sarjan Abdullah, Mohamad Arief Gunawan, Nuryani, Suhirlan Andriyanto, Yudi Noorachman; Bandung: Agustinus Tri Joko H.R., Ai Rika Rachmawati, Amaliya, Arif Budi Kristanto, Catur Ratna Wulandari, Cecep Wijaya Sari, Dewiyatini, Ecep Sukirman, Edi Purwanto, Endah Asih Lestari, Eva Nuroniatul Fahas,      Gita Pratiwi, H. Retno Heriyanto, H. Sarnapi, Satira Yudatama, Handri Handriansyah, Hendro Susilo Husodo, Huminca Sinaga, Irfan Subhan, Joko Pambudi, Miradin Syahbana, Muhammad Fikry Mauludy, Novianti Nurulliah, Ririn Nur Febriani, Siska Nirmala Puspitasari, Vebertina Manihuruk, Windy Eka Pramudya, Yedi Supriadi, Yeni Ratna Dewi, Yulistyne Kasumaningrum, Yusuf Wijanarko, Gugum Rachmat Gumilar, Asep Budiman, Ari Nursanti; Foto: Ade Bayu Indra, Arif Hidayah, Armin Abdul Jabbar, Deden Iman Wauntara; Jakarta: Dhita Seftiawan, Muhammad Ashari, Muhammad Irfan, Puga Hilal Bayhaqie, Tia Dwitiani Komalasari, Wina Setyawatie, Ira Vera Tika; Bogor: Hilmi Abdul Halim; Depok: Bambang Arifianto; Bekasi: Riesty Yusnilaningsih, Tommi Andryandy; Purwakarta: Taufik Ilyas, M. Iqbal Maulud; Karawang: H. Dodo Rihanto; Subang: Yoesoef Adji; Sukabumi: Ahmad Rayadie; Cianjur: Shofira Hanan; Sumedang: Adang Jukardi; Cirebon: Hj. Ani Nunung Aryani; Kuningan: Nuryaman; Indramayu: Gelar Gandarasa; Garut: Rani Ummi Fadila; Tasikmalaya: Windiyati Retno Sumardiyani; Banjar & Ciamis: Nurhandoko Wiyoso; Purwokerto: Eviyanti; Yogyakarta: Wilujeng Kharisma Hayu.
KANTOR PERWAKILAN:
JAKARTA: Jln. Gajahmada No. 101, 021-6301288 - 021-6332521; BEKASI: Jln. Serma Marjuki No. 44B, 021-88852326
SERANG: Jln. Ahmad Yani No. 71, 0254 - 216123, 0254 – 216124
BOGOR: Jln. Pajajaran No. 1B Warungjambu 0251-321117 - 0251-386074
SUKABUMI: Jln. Sriwijaya No. 11, 0266-222682
KARAWANG: Jln. Surotokunto No. 15 Warung Bambu, 0267-8617026
CIANJUR: Jln. Dr. muwardi No. 122B, 0263-273465
PURWAKARTA: Jln. Gandanegara No. 11, 0264-204316
SUBANG: Jln. Jend. Ahmad Yani No. 18, 0260-413039
SUMEDANG: Jln. Pangeran Kornel No. 247, 0261-208329
MAJALENGKA: Jln. Abdul Halim No. 320, 0233-281548
KUNINGAN: Jln. Siliwangi No. 49, 0232-871776
INDRAMAYU: Jln. Jend. Sudirman No. 94, 0234-271665
PURWOKERTO: Jln. Perintis Kemerdekaan No. 7, 0281-632808
CIREBON: Jln. Kartini No. 7, 0231-200013
YOGYAKARTA: Jln. Bausasran No. 36, 0274-544659 - 0274-517657
GARUT: Jln. Papandayan No. 50, 0262-231171
TASIKMALAYA: Jln. Dr. Sukarjo No. 70, 0265-331947
CIAMIS: Jln. Sudirman No. 67, 0265-771339.

2. NAMA MEDIA: Major Youth
TARGET PEMBACA: Anak muda
BENTUK MEDIA CETAK: Majalah
JENIS-JENIS RUBRIK:
Informasi
Fakta sejarah
Berita terkini (politik, sosial, dan budaya)
Tokoh muda menginspirasi
Kolom travelling khusus budget pelajar
Hiburan
Top50 musik hits masa kini
Movie corner (resensi satu film hits beserta top10 rekomendasi film)
Book corner (resensi satu buku beserta top10 rekomendasi buku)
Kolom puisi dan cerpen
Kolom meme/karikatur
Kolom kirim salam
Kolom nostalgia
 Opini
Tips-tips khusus anak muda
Kolom opini pelajar
Kolom kritik dan saran

3. CONTOH ARTIKEL
Adhitiya Rizaldi: Atlet Tangguh dari Garut
Siapa bilang anak yatim tidak bisa sekolah tinggi? Siapa bilang penddikan hanya boleh dinikmati masyarakat kalangan menengah keatas? Adhitya Rizaldi, mahasiswa Teknik Elektro UIN Suan Gunung Djati Bandung ini telah membuktikan sendiri, dengan tekad dan kemauan keras siapapun bisa meraih impiannya. Lelaki berparas manis itu tersenyum malu-malu pada awalnya namu dengan perkenalan singkat dan obrolan ringan, Adhit pun bersedia membuka diri. Bercerita tentang dirinya, diri Adhit yang sebenarnya.
Adhitiya Rizaldi atau yang biasa disapa Adhit lahir di Garut, 2 Mei 1998. Adhit lahir di Garut namun mengabiskan masa kecilnya di Bogor. Adhit adalah anak pertama dari  dua bersaudara. Ayah Adhit sudah dipanggil yang Mahakuasa saat Adhit masih duduk di bangku 2 SD karena kecelakaan motor naas. Suasana kampus saat itu mendadak sunyi, seakan ikut berduka dengan takdir tragis lelaki berperawakan tegap itu. Seharusnya saat Adhit masuk SDN Bojong Rangkas 1 Bogor, Adhit menjadi anak paling bahagia. Namun takdir berkata sebaliknya.
“Ketika itu, saya dan adik saya masih kecil. Kami terpaut usia 6 tahun. Karena tuntuan ekonomi, adik saya dirawat dari kecil oleh tante saya di Bogor. Sedangkan saya tetap bersama mama saya.” Ujar Adhit dengan suara tenang namun sarat akan makna. Lelaki berkulit sawo matang itu melanjutkan, “Dulu, saya dan mama saya masih mendapatkan tunjangan dari pelaku yang menyebabkan saya masuk rumah sakit dan meninggal di RS Cirebon. Tapi entah mengapa tunjangan itu mendadak berhenti.” Semenjak saat itu, Mama Adhit membanting tulang seorang diri. Dari mulai berjualan ikan-kan asin, sembako, alat keperluan mandi dll. Sayang, berdagang rupanya belum menjad rezeki utama yang Allah titipkan untuk keluarga Adhit karena barang yang didagangkan Mama Adhit sedikit demi sedikit berkurang tanpa bekas apapun, yang berakhir defisit. Setelah Adhit lulus SD, Mama Adhit mencoba bekerja di pabrik makaroni hanya dengan gaji RP 200. Adhit terpaku sejenak, terlihat bernostalgia. Lalu memecah keheningan, “Mama saya seringkali menutupi kelelahannya dengan senyuman manis yang membuat hati saya bergetar. Disitu saya merasakan betapa lelahnya seorang ibu yang bekerja double. Sebagai kepala rumah tangga iya, sebagai ibu rumah tangga iya.” Singkat cerita, Adhit berhasil masuk MTS Darut Tafsir. Dari MTS inilah ibu Adhit mendapat pekerjaan yang cukup layak sebagai Tenaga Home Care (pengurus lansia dan pembantu rumah tangga) di suatu yayasan. Saat itu, Adhit cukup terkenal sebagai murid yang nakal namun cerdas. Adhit tidak pernah keluar dari ranking 10 besar. Impresif? Sangat. Setelah kelulusannya di MTS tersebut, atas saran mama dan kerabat terdekat, Adhit memutuskan untuk bersekolah di SMKN 2 Garut. Disinilah pengalaman mulai menempa Adhit menjadi pribadi yang lebih tangguh.
“Saya sempat berpikir apakah saya pantas bersekolah disini, sedangkan saya hanya lulusan MTS? MTS saya nggak terlalu bagus soalnya.” Adhit menggaruk rambutnya yang tak gatal sembari tersenyum. “Tapi saya ingat pesan mama saya, ‘Cu, ingat, dimanapun mutiara, tetaplah mutiara. Mau di tempat kotor pun tetaplah mutiara. Cuma tinggal dibersihin nanti juga bersih lagi’” Ujar pria yang memfavoritkan ongseng tahu sebagai makanan ini santai. Sampai akhirnya Adhit masuk SMKN 2 Garut Jurusan Teknik Kendaraan Ringan 1, Otomotif Mobil. Di SMKN 2 Garut inilah Adhit mulai banyak berkembang dengan mengikuti banyak kegiatan seperti OSIS sebagai koordinator divisi 2, menjadi koodinator Paspampas Paskibra Kabupaten Garut angkatan 2015, dan masih banyak lagi. Walau dengan kesibukan yang luar biasa padat, pada saat itu Adhit selalu bisa menyeimbangkan antara organisasi dan akademik di kelasnya. Buktinya di Paskibra, Adhit selalu memenangkan perlombaan LKBB dan di kelasnya, Adhit juga selalu tersertifikasi BNSP sebagai ahli kelistrikan mobil. Luar biasa bukan?
Perjuangan Adhit belum sampai disitu, walau diberkahi otak cemerlang rupanya masalah perguruan tinggi keberuntungan tidak secepat itu menghampiri Adhit. Rupanya dulu Adhit banyak ditolak perguruan tinggi bergengsi seperti UNS, UPI, POLBAN, dan masih banyak lagi. Tapi untungnya, lewat Ujian Mandiri UIN SGD Bandung, Adhit berhasil masuk menjadi bagian dari mahasiswa Teknik Elektro. Diawal masuk kuliah, Adhit bukan mencari tentang jurusan melainkan mencari kegiatan apa yang sekiranya bisa membantu Adhit berubah kearah yang lebih baik. Adhit pun akhirnya mengikuti UKM Lembaga Dakwah Mahasiswa (LDM), Taekwondo, dan Robotika di ranah teknologinya. Tidak cukup hanya dengan tiga kegiatan tersebut, Adhit juga membuat waktunya menjadi lebih produktif dengan mengikuti kegiatan Muslim Archery selama tiga bulan setiap pekannya dengan mengembangkan minat dan bakat di bidang memanah, berenang, dan berkuda. Lewat kegiatan ini pula Adhit berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai freelancer di SAE ARCHERY. Menjadi mahasiswa UIN Bandung sendiri, Adhit sempat tinggal di asama ponpes Manhajut Thulab, lalu ke kosan di Gang kujang, dan kabar terbaru saat ini Adhit tinggal di sekre UKM Taekwondo yang digelutinya. Dengan segala pencapaian yang dicapainya sekarang, lelaki itu menghela napas pendek sembari berkata, “Alhamdulillah sampai sekarang masih berlanjut seperti ini. Saya mulai membuat targetan di kertas satu lembar. Mudah-mudahan bisa tercapai semua, secepatnya”. Dengan langit yang semakin menggelap, berakhirlah cerita Sang Jagoan dari Garut. Walau begitu, mottonya tetap menggema, “Hidup saya ini layaknya seperti game perang. Dikala menemui musuh berarti hal tersebut adalah tantangan yang harus saya hadapi dan kalahkan demi kemenangan diri saya sendiri.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film: A Silent Voice

Resensi Buku: Kapita Selekta Komunikasi "Pendekatan Budaya dan Agama"

One Piece: Bukan Hanya Sekadar Anime Berepisode Panjang